Gadis Panik itu Teman Saya

Gak ada hujan, gak ada angin. Mobil masih jalan, orang-orang berseliweran sibuk dengan aktivitasnya. Bulan udah menampakkan batang hidungnya. Bogor tetap disebut kota hujan walau jarang hujan belakangan ini. Tiba-tiba aja datang sesosok gadis yang saya kenali turun dari motor lalu teriak panik, "Mail tolongin gue!" ketika saya sedang nunggu angkot sewaktu pulang kerja di sebuah perempatan.

Dia datang menghampiri saya, sambil terus teriak, "Mail tolongin gue!" lalu menggandeng tangan saya sangat erat. Mencoba untuk mengerti keadaan, ada apa ini sebenernya, mimpi apa saya semalam. Saya mencoba untuk menenangkan dia. Dilihat dari tampangnya, dia emang panik ketakutan banget.

Sebuah perempatan.




















"Kenapa Cha?" (bukan nama sebenarnya) saya mencoba memahaminya.

"Tadi gue gue ..." katanya sambil terbata-bata. Kali ini kepalanya nyender di bahu saya.
"Gue hampir dijambret." Ngomongnya sambil tersedu-sedu.

"Kok bisa?" Saya nanya sambil ketawa.

"Tadi pas gue di padjajaran, ada 2 orang di motor yang ngejambret tas gue. Untung tasnya gue pegang. Hampir aja gue jatoh dari motor. Tapi untung si penjambretnya gagal ngejambret tas gue."

"Buset Cha." *cuma bisa ngerespon gitu*

"Ya ampun gue takut banget Mail, beneran gue takut pulang sendiri. Untung ketemu lu di sini." Masih tersedu-sedu.

"Ya udah Cha, lu jangan panik gitu. Tenang, kan sekarang udah ada gue."

Akhirnya, saya dan Ocha (bukan nama sebenarnya) pulang bareng di angkot. Dan kebetulan banget waktu itu duduk di depan berdua. Mukegile, posisi dia nih. Dia nyender di bahu, bukan di bahu tapi di dada saya. Sambil megang tangan saya erat banget. Kayaknya dia beneran shock banget. Aduh kasian juga sih ngeliat cewe kayak gitu. Jadi kayak orang pacaran aja.

Busetdah, orang seangkot ngeliatin.

Sepanjang jalan, dia terus aja cerita tentang kejadian itu. Sepanjang jalan pula saya mencoba menenangkan dia. Hadeuh.

Tadinya mau saya peluk si Ocha, dengan harapan bisa menenangkan dia. Tapi takut gimana gitu.

Aneh banget malam itu. Sampai akhirnya tiba di gang rumahnya. Dia turun.

"Mau gue anterin gak?" tanya saya, mencoba menawarkan.

"Udah gak usah il, udah malem juga."

"Oh gitu, ya udah. Hati-hati Cha."

"Iya lu juga. Makasih ya Mail."

"Iya sama-sama Cha."

Ternyata orang yang sedang dilanda panik bisa melakukan hal yang tak disadarinya, yang terkadang ekstrim, spontan dan tidak masuk akal.

Oia, satu hal yang belum saya ceritakan dari tadi. Ocha cantik.

Comments

Popular posts from this blog

Gojekin Aja!

Hello Me!